Menari di Tengah Hujan

Aku memiliki memori yang indah tentang hujan. Berjalan di tengah hujan. Tertawa. Berbisik. Berlari. Bercerita. Menggenggam air. Mencintai.



Sore kemarin aku bermimpi, aku menari di tengah hujan. Sungguh, itu adalah yang selalu ingin aku lakukan. Mengenang masa kanak-kanakku. Berlari dan tertawa di tengah hujan. Dan aku menyebutnya sebagai menari. Melompat menghindari genangan air, atau justru sengaja menginjaknya dan berteriak. Aku menyebutnya sebagai tarian di tengah hujan.

Sore kemarin aku bermimpi, aku menggenggam payung ungu. Aku menyukai warna itu, tenang dan anggun. Tapi aku tidak berjalan dengan anggun. Berlari-lari ceroboh seperti bocah. Dan aku lupa aku sedang berbagi, si pelindung nan anggun. Setengah untukmu dan setengah lagi untukku. Tarian payung di tengah hujan.

Sore kemarin aku bermimpi, mencari jejak di derasnya hujan. Menatap penuh semangat seperti anak kecil menemukan barisan permen cokelat. Dan mulutku tak henti bercerita. Hingga aku lupa, seberapa jauh kita sudah berjalan? Hanya barisan kata yang bersaing dengan suara derai hujan juga hentakan kaki. Aku menyebutnya sebagai musik tarian hujan.

Berhenti sejenak dan duduk mengumpulkan nafas kembali. Tarian hujan yang membuatku tertawa bahagia seolah mengambil setengah nafasku. Euforia yang terlalu berlebihan. Hanya saja, aku tak bisa berhenti menyungging senyum. Pun hati tak sedetikpun berhenti tertawa.

Melanjutkan mimpi sore hari kemarin, kita berlomba menggenggam air. Aku gagal, dan aku merasa kesal. Melempar butiran air seperti melempar butiran pasir. Kesal sejenak dan aku kembali tertawa. Melanjutkan menari di tengah hujan. Membuatku lupa, sedari tadi aku tidak memastikan apakah kau juga bahagia dengan menari di tengah hujan?

Mengakhiri mimpi sore hari kemarin, aku memilih. Aku memutuskan. Aku mengakui. Menutup tarian di tengah hujan. Aku mencintai. Meninggalkan tawa. Cerita. Bisikan angin. Membawa pulang cinta.




Aku punya memori indah di tengah hujan. Aku harap itu hanya mimpi yang bisa selalu aku pikirkan. Dan ternyata bukan. Terpaksa, harus kurapikan dan kusembunyikan. Cerita menari di tengah hujan. Memori terindah tentang hujan.

Komentar

Posting Komentar