Bagaikan Menggenggam Pasir


"Cinta bagaikan menggenggam pasir di telapak tangan", sebuah ungkapan dalam buku best seller 'chicken soup for teenage soul' yang sepertinya bukab hanya sebatas ungkapan untuk didengar saja. Jika kita mau mencermati dan tentunya memang telah banyak yang membenarkan bahwa itulah yang ada di kehidupan nyata. Banyak dari kita ketika menjaga cinta sekuat tenaga, ingin membuat cinta itu bertahan pada diri kita dan tak memberikan celah sedikitpun untuk melihat keluar pada akhirnya cinta itu justru akan menghilang perlahan. Layaknya pasir yang kita genggam dengan eratnya agar tidak jatuh tapi justru pasir itu kan keluar dari celah jari-jari tangan kita. Kita tak pernah menginginkan cinta itu terlepas, namun pada kenyataanya justru kita akan kehilangan cinta itu ketika kita begitu menginginkannya. Karena kita terlalu menginginkannya tetap tinggal, hingga tak memberikan ruang sedikitpun untuknya, tetapi pasir itu ternyata melihat dunia luar dari celah jari kita yang sedang menggenggam. Karena kesesakkannya yang terus tergenggam itulah, pada akhirnya pasir itu akan menyerah dan memilih untuk lari, benar-benar lari dan keluar.

Dan ketika kita ingin mengambilnya kembali tentunya butiran-butiran pasir itu tidak akan sama dengan sedia kala, banyak butiran yang telah terhempas angin dan terbang bebas atau menempel pada tanah hingga kita tak mampu mengambilnya kembali.

Namun, genggamlah pasir itu dengan lembut, maka ia akan tenang dalam genggamanmu. Begitu juga dengan cinta yang pada nyatanya bukan sesuatu yang berwujud. Berikanlah ruang untuknya bernapas dan bergerak. Biarkanlah ia menemukan posisinya yang nyaman tanpa harus memaksanya dimana dan diam. Bagaikan pasir ketika kita menggenggamnya dengan lembut dan tenang maka kelembutan pula yang akan kita rasakan. Namun, jika kita menggenggamnya dengan keras, maka akan terasa pedih karena butiran-butiran pasir itu seakan menusuk tangan kita untuk bisa keluar.

"Kelembutan akan membuatnya lembut, ketenangan akan membuatnya tenang dan nafsu akan membuatnya lari."

Komentar