Sebongkah Hati Jilid II


Sebongkah hati tlah berlari terlalu jauh. Jauh meninggalkan tembok runtuh itu dalam kenangan masa lalu. Terlalu jauh ia berlari hingga akhirnya dia lelah dan ingin berhenti. “Kenapa aku harus terus berlari? Apa aku seorang pendusta ataukah seorang penjahat yang takut akan kebenaran? Aku bukan itu, kenapa aku harus berlari seperti seorang pengecut?”. Langkah kaki sebongkah hati itu pun terhenti. Kini, ia siap untuk menghadapi kenyataan yang telah menantinya. Sebuah hari baru, dimana ia tak perlu lagi merasa takut, dimana tak kan lagi ada rintihan yang menuntutnya untuk merasa iba, sedang ia sendiri harus membelenggu ego, amarah dan senyuman.
Langkah kakinya terhenti. Dalam kelelahannya, ia melihat sebuah tempat baru. Mungkin, tempat itu bisa menjadi sandarannya tuk melepaskan lelah sejenak. Sebongkah hatipun bersandar dibawah pohon dengan rantingnya yang lebat itu. Sejuk, tenang dan damai, hingga akhirnya sebongkah hati pun tertidur lelap. Begitu lelap, layaknya seorang bayi yang tertidur dalam pangkuan sang ibu. Wajahnya begitu polos, seakan tak ada lagi beban berat yang ia rasakan dan ia benar-benar merasa bebas. Tak kan ada lagi mimpi buruk dalam tidurnya sekarang dan esok hari.
Pohon itu memang bukan istana, tapi..... ia mampu memberikan kedamaian Pohon itu memang tak memiliki atap, tapi daunnya kan lebih kokoh dari genting baja sekalipun. Terik matahari, derai hujan, tak kan pernah ia biarkan menyentuh sosok yang bernaung di bawahnya. Hanya tiupan angin perlahan, agar sebongkah hati tak terbangun dari tidurnya yang lelap. Pohon itu memang bukan tempat perlindungan yang sempurna, tapi..... ia berusaha menaunginya sesempurna mungkin. Manjaga sebongkah hati agar tetap tertidur lelap, nyaman, tenang dan senantiasa tersenyum dalam mimpi indahnya. Dan ternyata, semua itu cukup. Cukup tuk membuat sebongkah hati tetap bertahan dan tetap bersandar pada batangnya yang kokoh. Kini sebatang pohon tak lagi sendiri dan sebongkah hati telah menemukan tempat naungannya yang baru. Semoga pohon itu tak kan menjatuhkan rantingnya atau menggurkan seluruh daunnya yang kan membuat sebongkah hati, harus kembali terluka.

Komentar

  1. Wah....seneng banget yaa klo yang jadi 'pohon' nya... 'Pohon' itu bisa jadi pelipur lara mu, bagussss2

    BalasHapus

Posting Komentar