Ketika "Investor Portofolio" dianalogikan seperti seorang "Playboy"



Seorang playboy yang menyimpan dan memilih sekian pacar-pacarnya dari tempat dan asal-usul yang berbeda sesungguhnya adalah calon investor ulung.

Dalam sebuah sesi mata kuliah Manajemen Keuangan, seorang dosen memberikan sebuah analogi yang cukup menarik tentang minimalisasi resiko dalam investasi portfolio. Dosen tadi menganalogikan seorang investor portfolio dengan seorang playboy. Dalam sebuah investasi khususnya di pasar saham, seorang investor yang cukup memahami tentang resiko dalam sebuah investasi tentunya tidak akan berinvestasi pada satu saham saja atau bukan satu saham melainkan beberapa saham,tetapi dengan resiko pasar yang sama. Maksudnya disini adalah saham dengan jenis yang sama yang ketika terjadi perubahan di pasar akan memberikan dampak yang sama terhadap harga saham-saham tersebut. Misalnya saja, seorang yang berinvestasi pada saham-saham beberapa perusahaan rokok dan hanya sektor itu saja yang ia masuki tentunya ketika terjadi perubahan didalam pasar sebagai contoh ketika diberlakukannya peraturan pemerintah tentang kenaikan cukai rokok atapun larangan merokok di tempat umum hal tersebut akan memberikan dampak yang sama terhadap saham-saham yang ia miliki yang notabene berada pada sektor yang sama. Hal ini tentunya akan berbeda ketika seorang investor menanamkan investasinya pada beberapa sektor sebagai contoh ia mananamkan investasinya pada sektor manufaktur, consumer goods, pertambangan, dan perbankan. Perubahan satu hal dalam pasar tentunya tidak akan berdampak terhadap keseluruhan saham. Inilah yang dinamakan dengan investasi portfolio; sekolompok aset( investasi; saham amupn obligasi) yang berarti tidak hanya satu aset. Dalam investasi portfolio ini secara umum ada dua jenis resiko yakni systematic risk dan unsystematic risk dan keduanya merupakan kategori unexpected risk. Systematic risk ini dapat diminimalisasi dengan dilakukannya diversifikasi seperti yang telah dijelaskan dengan cukup panjang lebar seperti diatas.

Lalu bagaimana penjelasan tentang analogi investor portfolio dengan seorang playboy? Mudah saja, seorang playboy bisa didefinisikan sebagai seorang laki-laki yang memiliki dua atau lebih wanita yang ia sebut sebagai pacar. Sama halnya dengan investor, seorang laki-laki yang memutuskan memiliki pacar lebih dari seorang tentunya mengusung motif tersendiri yang dalam pembahasan ini dibatasi oleh motif untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang dimaksud disini secara sederhana dapat dijelaskan dengan penjelasan konkretnya. Seorang yang memiliki pacar lebih dari seorang pada umumnya memiliki maksud ketika seorang pacarnya sedang marah, ngambek, nggak asik, bad mood, nggak bisa di ajak jalan atau kondisi-kondisi lain yang mengharuskannya tidak merasa nyaman dengan seorang pacarnya tadi ia bisa mencari pacar yang lain. Selain itu juga ia bisa mendapatkan hal-hal tertentu yang tidak saling dimiliki satu dengan yang lainnya. Ini juga yang menjadi motif dari investor dalam melakukan diversifikasi asset, meminimalisasi resiko, ketika satu assetnya jatuh dia masih memiliki asset lain yang masih mungkin untuk boom.

Seperti dijelaskan tadi, dalam diversifikasi saham seorang investor harus jeli memilih investasinya yang dalam hal ini memiliki sensitivitas yang berbeda terhadap perubahan pasar atau pada intinya jenis yang berbeda. Begitu juga seorang playboy ia harus cerdik dalam hal memilih korban-korbannya. Jika dia memilih korban-korbannya yang berada dalam satu komunitas, misalnya satu jurusan, fakultas, sekolah, kantor, atau lainnya yang memungkinkan mereka saling berinteraksi tentunya ini adalah langkah yang salah atau bisa dikatakan sebagai langkah bunuh diri. Ini mengapa seorang playboy yang cerdik akan memilih korban-korbannya dari tempat yang berbeda atau latar belakang yang berlainan misalnya saja seorang mahasiswa dan seorang anak SMA. Tentunya hal ini akan meminimalisasi resiko "kepergok" yang bisa mengakibatkan resesi dalam hubungannya terhadap korban-korbannya. Seorang playboy juga memiliki dua resiko seperti investor tadi, systematic dan unsystematic risk. Meskipun ada upaya minimalisasi resiko tersebut, bukan berarti kondisi telah aman. Seperti halnya resiko serang investor yang melakukan investasi, masih ada unsystematic risk yang tidak dapat kita minimalisasi dengan upaya diversifikasi. Untuk seorang playboy ancaman yang kini sering menerpa ialah situs jejaring sosial seperti facebook ataupun twitter yang memungkinkan korban-korban yang playboy saling mendapatkan informasi atau berada dalam komunitas yang memiliki kaitan. Bukan tidak mungkin keduanya memiliki teman yang sama yang pada kondisi ketidaksengajaan dan diluar pengendalian sang playboy akan saling memberikan informasi. Dalam kondisi semacam ini resesi hubungan tidak hanya akan terjadi pada seorang korban semata, tetapi keduanya. Dan jika ini terjadi, inilah akhir dari karir sang playboy.

Tulisan ini hanya sebatas ingin memaparkan keunikan bahwa sebuah persoalan sederhana ternyata dapat menjelaskan sebuah teori dalam ilmu akademis. Seorang playboy yang terkadang dianggap tidak memiliki otak oleh sebab apa yang dia perbuat ternyata didalamnya sesungguhya ia adalah seorang yang penuh dengan taktik dan kecerdikan layaknya seorang investor yang melakukan diversifikasi asset dalam upaya meminimalisasi resiko. Sebuah teori ternyata tidak harus dijelaskan dengan analogi yang rumit, cukup dengan analogi sederhana, namun relevan dan cukup menjelaskan. Untuk para playboy atau mantan playboy, selamat kalian telah mempelajari bagaimana meminimalisasi resiko dan telah mencoba menjadi seorang investor!!

Komentar