Anyelir Merindu


Jangan bilang ada alasan, hanya alibi. Hanya bagaikan angin yang tiba-tiba datang menghempas dan seketika menghilang tanpa bekas? Ya,kurasakan hempasan angin itu memang menyejukkan, tetapi bukan untuk yang tiba-tiba datang dan kemudian menghilang tanpa jejak seperti ini. Jangan datang jika memang tak ingin tinggal karena aku tak sedang mencari hiburan.

Hanya bagaikan air yang mengalir sejenak diatas bebatuan, hanya lewat. Seperti itukah? Enak saja. Aliran air yang menyisakan butiran-butirannya pada relung-relung bebatuan yang kosong dan kemudian menghilang. Datang, meninggalkan jejak, dan setelah itu pergi. Sungguh memuakkan. Atau memang hakikatnya seperti ini untuk mencari tempat persinggahan? Kenapa pula aku harus menjadi tempat singgah sejenak, atau hanya untuk sekadar menyapa kalau-kalau memang aku. Dan jikalau bukan aku? Lenyap.

Lelah, jika sekadar memandang sang mentari terbit sejenak untuk kembali tertutup mendung. Ini bukan permainan, yang ketika gagal bisa diulang, sementara dilupakan untuk melakukan hal lain untuk selanjutnya kembali dilanjutkan. Bukan seperti itu ceritanya. Buat apa secercah harapan jika untuk sesaat? Hanya untuk mencari kepastian? Kenapa pula memberi iming-iming setangkai mawar hanya untuk sebuah percobaan, ya atau tidak.

Bagaikan gerimis diatas gersang. Membawa harapan hujan yang mungkin datang hilangkan kering tak berwajah. Jangan bilang ada alasan, alibi. Bilang saja percobaan itu tak memberi kepastian, atau ternyata hasilnya tak cukup memuaskan? Jangan diam memandang anyelir merindu.... Katakan hati, maka rindu itu akan hilang. Sudah kukatakan jangan datang jika tak ingin tinggal.

Silahkan katakan ada alasan. Tapi tetap kukatakan jangan diam. Sepatah kata cukup asal ada. Bukan hening juga tanpa bayang. Tak memungkinkan untuk saling memandang, karena itu jangan diam. Anyelir merindu dalam rentang.... Ucapkan salam perpisahan jika memang ingin lenyap. Lebih baik dari tinggal tanpa wujud dan lagi-lagi diam. Datanglah sebagai angin yang ingin selalu menghempas dalam lelah. Jadilah air yang menggenang diantara bebatuan dan katakan mentari akan tetap bersinar meski mendung. Atau, benar-benar menjadi gerimis yang membawa hujan, dan bukan guyonan bocah.

Anyelir merindu....

Jangan datang jika tak ingin tinggal. Dan kau terlanjur datang. Katakan hati dan jangan diam. Dan bawakanku setangkai mawar agar tahu, anyelir tak harus merindu... Jika memang ingin lenyap? Ucapkanlah salam perpisahan.

Anyelir merindu......

Komentar

  1. Ga ngapa2in sih bung,hehehe. Cuma antara ada dan tiada aja. "Jangan datang kalau tak ingin tinggal, karen aku tak sedang mencari hiburan." Ringkasnya seperti itu bung.

    BalasHapus

Posting Komentar