di Penghujung Waktu Terakhir


Aku tidak menangis,
Pun aku juga tak ingin sedikitpun air mata seakan mendramatisasi saat ini

Memandangi wajah kekasihku
sangat lama,
meski rasanya ini hanya sekejap

Memandang untuk menyimpan bayangan wajahnya
Merekam setiap detilnya
Untuk nanti ketika wajah itu tak lagi dihadapanku,
aku tetap mampu melihatnya,
Pun dalam mata yang terpejam

Masih memandangi wajah yang sama
Hempasan angin perlahan
dan ini sampai pada penghujung waktu terakhir

detik waktu yang semakin membuatku khawatir
ini saatnya harus berakhir
perjumpaan kali ini,
dan untuk nanti menunggu sang waktu melangkah perlahan,
dan menghadirkan saat seperti ini lagi
Masih sangat lama...

Dan mengapa alam justru mendramatisasi cerita hari ini?
Mendung,

Untuk kami masih saling memandang
dan menciptakan sedikit permainan kata di penghujung waktu terakhir
“memandang wajah kekasihku”
“aku ingin”
“ ini tak berakhir sekarang”
“ memandang wajah kekasihku”
“ aku ingin”
“ berucap”
“ Aku menyayangimu”
“ Memandang wajah kekasihku”
“ Aku berjanji”
“ ini tak kan lama”
“ kita”
“ kan kembali seperti ini lagi”

Benar-benar dipenghujung waktu terakhir,
Aku tidak menangis
Untuk masih tersenyum,
Aku mengantarkanmu
Untuk lambaian tangan ini,
adalah uluran tangan nanti saat pertemuan itu datang lagi

Dan ketika air langit ingin aku terlalu mengikuti suasana hati
Sungguh,
aku tak menangis saat ini

Komentar

Posting Komentar