Dan Layu......
Kuntum bungaku mulai layu. Taman
bungaku tak lagi seindah dulu....
Sejelas angan mengingat hari
kemarin. Tetesan air yang menyentuh dedaunan, pun kuntum bungaku mekar
berkembang. Sungguh semuanya melihatnya, taman bungaku indah waktu itu. Belum
lama,,
Kini kering. Seharusnya tak
seperti itu dari awal. Jikalau semula kering, taman bungaku takkan layu
sekarang meski tanpa tetesan hujan. Jikalau semula kering, tak perlu kuntum
bungaku melayu meski tanpa belaian hujan sesering ia datang.
Bilakah taman bungaku ini tak
lagi inginmu tuk berpijak, bilakah kuntum bungaku tak lagi indah tuk kau rasa?
Katakan.
Dan sungguh ini layaknya
melupakan. Bilakah taman bungaku tak lagi arti? Atau justru memang tak pernah
kau rasakan yang seperti itu. Mendatangi taman bungaku pun bukan sukamu,
ataukah itu kau rasakan suatu tanggung jawab? Membebani.
Pun mekar kuntum bungaku bukan
bahagiamu. Jikalau itu benar? Sebersit itu tak ada tuk kuntum bungaku yang
selalu merekah. Bilakah bahagiaku itu memang bukan inginmu? Katakan.
Boleh layangkan pesan. Jikalau
nyatanya waktu membawamu tak ingin. Jikalau nyatanya taman bungaku tak seindah
terbayang. Jikalau kuntum bungaku bukan yang ingin kau lihat. Layangkan pesan
meninggalkan daripada terabai tanpa rasa.
Dan aku tak sampai hati melihat
taman bungaku yang kering pun kuntum bungaku mulai melayu. Menanti haruskah
lebih panjang lagi? Sampai kapan? Kembalikan seperti kala itu atau pergilah.
Komentar
Posting Komentar