Kekuatan. Ya, aku sebut ini
kekuatan terbesar yang aku miliki. Jangankan rasa takut dan aku tak pernah
ingin mundur sekalipun, dan aku ingat kekuatan ini. Mungkin mereka, diluar sana
juga memilikinya dan aku tetap bilang ini adalah kekuatan terbesarku. Dan ya,
hari itu aku lengah oleh kekuatan yang aku banggakan. Tapi, bukan berarti aku
mengatakan aku salah membanggakannya dan selamanya ini adalah kekuatan yang aku
akan selalu bangga.
Aku memeluk kekuatan itu erat.
Membawanya melangkah dibibir pantai. Terperosok. Terkadang butiran pasir itu
membuatku harus melangkah lebih keras. Tapi aku ingat, kekuatan yang aku peluk.
Layaknya dua harapan yang membuatku selalu bertahan. Dua senyum yang membuatku
selalu bermimpi, dan dua lelah. Aku berkata aku “harus”. Angin datang dan pergi
membawa sejuk di pinggir pantai. Semua bisa berubah. Dan hanya kekuatan itu
yang tak pernah lepas, tak akan pernah kurelakan.
Angin hari itu sejuk. Kekuatan
itu semakin mendesak tubuhku dan langkahku semakin ringan. Dan hari itu pula
ombak kecil menghampiri. Kotor. Mengadu domba aku dan kekuatanku. Dan akalku
mulai lenyap perlahan. Mengabarkan jikalau kekuatanku akan hilang? Dan dimana
aku bisa menyimpan akalku lagi? Ternyata aku rapuh oleh kekuatanku sendiri. Tapi
bukan berarti aku menyesal.
Sama sekali aku tidak menyesal.
Janganku hanya seperti itu, hanya pakaian yang kukenakan? Lenyap. Nyawapun aku
tak keberatan. Biarlah yang seperti hari itu datang dan pergi. Dan yang pasti
aku akan tetap memeluk kekuatan itu sama, seperti kemarin. Selamanya akan
seperti itu. Aku percaya, ini CINTA.
Komentar
Posting Komentar