Secarik kertas itu jatuh tepat dihadapanku. Aku yang sedang terduduk, diam. Entah dimana, seolah aku tak mengenali tempat ini. Tak ada dinding, tak ada atap, tak ada lantai. Pun aku tak melihat langit, bintang, hanya secercah sinar. Dan itu hanya cukup untuk menyinari sepucuk surat, ya ini terlihat seperti sebuah surat. Mungkin sudah tertulis sejak lama, dan aku baru melihatnya.
                Melankoli, tak perlu dilanjutkan lagi. Rasanya hanya ingin memejamkan mata, toh aku tak tahu dimana aku sekarang. Tapi aku harus membaca ini...
                Jangan, jangan kau perdengarkan suara yang seperti itu lagi. Jangan kau nampakkan. Bukan aku tak ingin membayangkan yang seperti itu karna aku merasa terbebani. Meski memang sebenarnya seperti itu. Tapi bukan aku terbebani karna kau menjadi bebanku, justru aku yang tak ingin kau berpikir seperti itu. Aku bisa melakukan apapun. Jadi percayalah padaku..
            Mendekatlah.. sudah jangan kau pikirkan aku. Pikirkan saja kau lebih dulu, itu yang lebih penting. Jangan hanya karna semacam ini kau sudah rapuh. Lihatlah dimana kau sekarang. Mungkin kau tak melihat apapun disekilingmu dan kau juga takut melangkah kemanapun saat ini. Aku paham tentang itu. Tapi kau lihat kan? Masih ada sedikit sinar, dan jika kau membuka mata hatimu lebih lebar, cahaya itu akan semakin terang.

Benar,cahaya ini semakin terang. Aku mampu melihat kedepan, meski masih samar.

                Baiklah kukatakan, jangan pernah menangis. Jika kau juga tak ingin membuat aku menangis. Jangan karna kau tak pernah melihatku menangis kau pikir aku tak pernah menangis. Kau, jikalau kau menangis saat itulah aku juga menangis. Bukan aku meminta itu untukku, ini untuk dirimu sendiri. Kau lihat kan? Tak ada yang menjagamu sekarang, dan aku juga tak bisa disampingmu sekarang. Dan karna itu kau harus membuat dirimu lebih kuat. Dan aku akan mengiringmu dalam doa terpanjat.
            Sudah, kau tak pernah membuatku kecewa. Tak ingatkah kau? Aku juga selalu bangga padamu, bukan hanya ibumu. Dan sudah kubilang aku bisa melakukan apapun. Bahkan lebih dari yang selama ini kau tahu. Kau masih belum banyak tahu. Jangan pikir karna aku sudah renta, aku menjadi lemah. Meski aku juga tak lagi mampu menggendongmu. Kau tahu? kau tumbuh lebih cepat dari yang kubayangkan. Kupikir aku masih bisa menggendengmu sepuluh tahun lagi, tapi waktu membuatku terlihat tak mampu lagi kan?
            Jadi berjanjilah padaku, kau akan lebih kuat dari sekarang. Aku selalu menunggumu dan disaat itu aku juga akan selalu mendampingimu. Jikalau kau sudah merasa berat, katakanlah padaku dan aku bisa mengambil bebanmu itu. Sudah kubilang aku bisa melakukan apapun untukmu. Jangan takut. Tak ada seorangpun yang lebih bisa menjagamu, hanya aku. Dan jika kau ingin tertidur sejenak, tidurlah sekarang dan pikirkan apa yang aku katakan.
Dan setelah ini... saat kau membuka mata, aku akan melihatmu menjadi seorang dewasa. Melihatmu menjadi seorang yang lebih kuat. Dan lagi, jangan kau pikirkan aku terlalu banyak. Terakhir kukatakan,  jangan pernah  menangis lagi sayang. Yakinlah padaku, hanya ada tawa bahagia setelah ini..

Sepucuk surat yang kutemukan,
 Dari ayah,

Komentar

Posting Komentar