Cinta. Untuk cerita yang berbeda, unik, membekas, dan personal.
Cinta. Terkadang menggebu juga terkadang tekanannya begitu lemah.
Terkadang irrasional dan terkadang juga sangat rasional.
Cinta. Mengukir tawa meski terkadang juga sedikit tangis. Mengukir
melankoli memori tak terlupakan atau, terkadang juga trauma untuk sebersit
luka.
Ini kisah tentang kau,
Jangan,
biarlah kau tertawa jika memang ingin tertawa sekarang. Biarlah tersenyum jika
kau ingin selalu tersenyum. Biarlah berucap syukur jika kau hanya ingin
bersyukur untuk apapun. Dan biarlah berucap doa jikalau kau sungguh ingin terus
berharap. Karna aku tahu, sungguh. Itu yang saat ini sedang kau rasakan bukan?
Ingin berharap
untuk rasa percaya. Ingin tersenyum untuk bahagia. Pun ingin kompromi waktu,
“nanti dulu aku masih rindu”. Untuk apa yang kau sebut cinta...
Dan malam ini
kau bercerita dengan seperti itu. Aku paham, kau merasakannya sekarang.
Kata-kata yang terdengar selalu indah. Melankoli masa depan yang tak ingin
terlepas dari angan. Meski, ini juga soal sedikit rasa takut. Untuk rasa takut jikalau
suatu saat semua hanya semu. Lupakan dulu, jangan kau turut rasa takut itu
sekarang.
Biarlah
ramalan cuaca esok hari kau yakin akan selalu cerah. Biarkan melodi itu tetap
mengalun lembut. Juga, bersabarlah. Kuntum-kuntum mawar itu akan mekar. Silih
berganti. Seperti apa yang ada dalam lubuk hati, saat ini.
Biarlah apa
yang seharusnya menjadi bahagia itu tetap disana. Jangan menekannya, pun jangan
menghindar. Biarkanlah dia bebas berlari, berteriak, melompat. “ Aku sedang
mencinta..” Bukan, ini bukan nasihat. Hanya pembenaran, kebahagiaan yang kau
rasa soal hari ini, saat ini. Justru bukan apa yang kau tangguhkan untuk masa
depan.
Jadi rasakan
sepenuhnya untuk apa yang kau rasa, saat ini. Jangan takut dengan bayang masa
nanti. Itu belum tentu terjadi. Dan jika kau ingin mengukir melankoli kenangan
yang membekas, lakunlah. Ini cinta, bebaskanlah dia bersamamu sekarang. Karna
kau tak pernah tau, akan seperti apa dia esok hari, esoknya lagi, atau lima
puluh tahun lagi.
Dan sekarang
kau merasakannya. Biarkan dia berjalan dan mengalir pada kodratnya. Pun, biarkan rasa itu berbicara, ini cinta...
Ini untuk pangerankah? Sudah masuk tahap gila selanjutnya? :)
BalasHapusBukan Bunggggggggggg,,
BalasHapusItu aku nyeritain riris kok,hehe
cieeee pangeran euy :p
BalasHapus