Pak....



Pak, apa kabar? Maaf, aku belum bisa pulang.
Pak, kau bilang "Pulang saja, nak. Makan dirumah."
Bukan aku tak ingin pulang. Bukan aku tak ingin menjengukmu. Apakah kau masih bersujud lebih banyak dari orang lain dan mungkin lebih banyak lagi sekarang? Jangan mencemaskanku, Pak. Maaf jikalau aku masih mengaduh.

Pak, apa kabar? Aku juga merindukanmu.
Bukan aku tak ingin pulang karena aku tak merindukanmu. Sama, hanya saja mungkin kau merindukanku lebih banyak. Pak, aku hanya ingin membuatmu bangga. Bolehkan aku meminta waktu lebih panjang lagi? Jikalau aku sudah tak tahan dengan rindu ini, tentu aku akan pulang. Mencium tanganmu.

Pak, aku selalu berdoa kau akan lebih sehat dari hari kemarin.
Boleh kan jikalau aku akan menjadi pengganti kakimu nanti? Kau tak lagi mampu berjalan kokoh, ijinkan aku memapahmu. Ijinkan aku berdiri di satu sisimu yang lain, Pak. Menemani ibu. Aku menyayangimu.

Pak, jangan termenung. Jangan takut untuk tidak bisa mengajakku jalan-jalan, untuk tidak bisa menggendongku lagi, dan untuk tidak bisa menggantikan lampu di kamar tidurku. Sekarang giliranku. Aku yang akan melakukannya untukmu.

Pak, tunggu aku sebentar lagi. Aku akan menjengukmu saat aku sudah menggandeng kebanggaan kecil yang setidaknya bisa kubawakan untukmu. Maafkan aku, Pak. Aku angkuh.
Dan saat aku menjengukmu nanti. Aku ingin makan denganmu. Kita bertiga. Sepiring nasi hangat dengan tempe mendoan dan sambel korek. Aku merindukan itu. Dan kau masih menyukainya juga kan, Pak? Semoga dokter tak melarangmu makan itu.

Pak, jangan mencemaskanku. Aku tidak menangis.

Pak, tadi malam aku bermimpi berjalan bersamamu mencari kupu-kupu di belakang rumah. Apakah kau sedang merindukanku saat ini?

Komentar