Cerita Tentang Senyum Yang Dipinjamkan

Ini cerita tentang sebuah senyuman yang sedang dipinjamkan untukku.

Senyuman itu datang padaku dan bersedia diam bersamaku. Bukan, dia tidak datang dengan tiba-tiba. Aku memang sudah cukup lama menunggunya, mengundangnya, dan baru sekarang dia bersedia datang menghampiriku. Bagaimana aku tidak merasakan begitu bahagia? Akhirnya dia datang padaku, meski hanya sekedar dipinjamkan. Atau bukan? Kuharap akan seperti itu, aku bisa ikut memiliki untuk senyum yang indah ini dan bukan hanya sekedar meminjam. Pun ada sedikit rasa was-was tentunya. Namun, abaikan saja jikalau hanya akan merusak suasana hati.

Senyum itu datang dan ia menggenggam tanganku. Rasanya begitu menyenangkan dan kami mulai menyusuri malam. Dalam tawa yang seolah tak  akan pernah habis di makan waktu. Mengiring bising kota yang mulai memudar di telan sunyi malam hari. Seolah seorang remaja yang tengah berbahagia, merasakannya bebas tanpa aku harus takut dengan hari esok akan seperti apa. Pikirku, biarlah kunikmati saja untuk malam ini. Mengapa tidak untuk sesekali aku membebaskan diriku sendiri melakukan apa yang ingin aku lakukan. Senyum itu masih bersamaku.

Senyum itu datang dan ia merengkuh bahuku. Menyaksikan senyum dari wajah-wajah bahagia. Meski dalam resah jikalau melihat sebanyak itu tawa, bagaimana mungkin aku mengabaikan tawa yang juga ingin kuperlihatkan? Sungguh, bersama senyum yang kau pinjamkan lagi-lagi aku merasa hari yang begitu menyenangkan. Teriakan, nyanyian, kedip lampu, dan letusan balon biru. Saat senyum itu masih bersamaku.

Senyum itu bukan hanya datang, ia memelukku. Menenangkan. Bersama cerita panjang yang selalu ingin kusampaikan. Rasanya tak ingin sedikitpun kisah hidup tak kututurkan. Takut-takut jikalau aku berhenti berbicara senyum itu akan bosan, merasa terabaikan, dan kembali pulang. Kucipta agar senyaman mungkin dan ia tetap ingin tinggal bersamaku. Dan ini bukan keterpaksaan, memang aku sangat ingin jikalau senyum itu mau selamanya tinggal. Mengiring detik demi detik berlalu hingga malam datang, cerita yang tak pernah berujung agar senyuman tetap tinggal.

Senyum itu bukan hanya datang, ia memberiku hari baru. Mengajariku banyak hal. Tentang memahami, tentang bersabar, tentang berbagi, tentang keikhlasan, dan tentang memberi senyuman yang sama. Dan jikalau aku boleh meminta lagi padamu Tuhan, dari beberapa doa yang tak pernah henti kupanjatkan pada-Mu, kuselipkan harapan semoga Engkau mengijinkan senyuman itu untuk menjadi milikku. Sampai nanti, saat aku tak lagi bisa tersenyum dan datang ke sisi-Mu. Ijinkan dia tetap bersamaku.

Ini cerita tentang senyuman yang dipinjamkan untukku dan belum usai. Senyum itu nyatanya masih datang dan pergi. Biarkan saja, aku menggantung asa pada akhir untuk sebuah ketulusan. 

Komentar