Hei kau, jangan bangga sudah berhasil membuatku menyerah

Hei kau, aku tak pernah ingin menyerah tapi jikalau kau memaksaku untuk menyerah ya apa boleh buat. Aku akan menyerah. Sudah terlalu lama aku menunggu dalam diam, jangankan datang hanya sekadar bayanganpun tak pernah nampak. Datang? Bagaimana pula kau akan datang sedangkan jika melihatku kau akan langsung lari dan berteriak menyuruhku pergi. Huft, apa boleh buat.

Hei kau, kau ingat? berapa lama waktu kita bermain bersama? Sangat lama. Aku sangat menyukainya dan akan selalu mengingatnya, tapi kenapa kau sudah lupa? Ingat saat kita berlarian bermain hujan? Ingat saat kita kabur tengah malam dan bersembunyi dalam gelap? Ingat saat kita bersembunyi dari orang-orang hanya untuk bergandengan tangan? Ingat saat kita bermain menunggu dan datang? Hanya percaya bahwa kau akan datang dan aku menunggu dalam gelap malam, dingin dan sendirian. Aku percaya kau akan selalu datang. Dan masih banyak cerita yang lain. Apa kau masih ingat? Mungkin kau sudah lupa atau sengaja melupakannya.

Hei kau, kau tahu seberapa besar aku menyayangimu? Jikalau kau bertanya seberapa besar, aku juga tak pernah tahu sesungguhnya. Bahkan, jika kau bertanya kenapa aku menyayangimu aku juga tak akan pernah tahu. Aku hanya merasakan sakit, sedih, kecewa, tapi aku tak bisa meninggalkanmu. Aku hanya punya satu rasa, ingin berjalan disampingmu sesulit apapun itu dan aku tak akan pernah menyerah membuatmu melihatku. Kau tahu bukan aku pandai melucu? Dan kau juga tahu aku bisa merayu. Hanya saja kenapa justru aku hanya merajuk. Membuatmu kesal saja bukan? Hei kau, kenapa kau mendorongku hingga aku terjatuh? Kau lihat? Aku jadi terluka dan menangis sekeras ini. Padahal kau tahu aku sudah sangat sering terluka.

Hei kau, kau tahu seberapa sering aku memanggil namamu? Kupikir karena namamu terlalu indah dan aku suka menyebutnya. Ternyata bukan, hanya saja aku sangat menrindukanmu dan hanya itu yang bisa kulakukan. Kau hanya sesekali datang dalam mimpi tidur malamku, tapi tetap saja aku ingin tidur. Kau tahu, itu satu-satu waktu dimana aku tak lagi mengingatmu. Seandainya aku bisa selalu tertidur. Karena terkadang aku juga lelah, mengingatmu sungguh sangat melelahkan. Hanya saja aku memang keras kepala, dan aku selalu berusaha mengingatmu.

Hei kau, kulihat kau sering tersenyum sekarang. Kau sudah punya lebih banyak teman. Dan aku juga melihat ada yang berjalan bersamamu. Hanya saja wajahnya aku masih samar. Dia atau dia atau dia. Heeeeiiiiiiiiiii, kenapa bukan aku? Dan aku mulai berhenti berjalan di belakangmu. Ya, aku cemburu. Jika kau ingin tahu siapa manusia pencemburu paling besar di muka bumi ini? Itulah aku. Aku mulai kesal dan sedih. Aku juga tak bisa menahan diri lagi, air mataku mulai mengalir dan tubuhku menggigil kedinginan. 

Hei kau, kau mengenalku bukan? Aku mengatakan takut akan banyak hal tapi aku tak pernah benar-benar ketakutan dengan apapun. Aku selalu mengeluh aku lelah, tapi aku tak pernah menyerah dengan apapun, aku mengatakan aku kesal, tapi aku tak bisa marah dengan siapapun. Dan seharusnya kau tahu, apa yang aku katakan hanya karena aku tak bisa untuk tidak mengatakan apapun. Aku hanya kesal jikalau disekelilingku menjadi sunyi dan aku akan berbicara tentang apapun. Tapi kenapa aku harus berbicara tentang diriku sendiri. Oh ya, kau juga tahu aku tidak akan pernah menyerah dengan apapun. Hanya saja kau menyuruhku menyerah sekarang. Aku selalu mendengarmu, meski aku juga selalu protes. Aku sudah mengomel bukan kenapa kau menyuruhku menyerah. Tapi apa boleh buat, aku akan menyerah sekarang. Bukan karena habis kesabaranku, habis rasaku, tapi aku hanya ingin menuruti apa yang kau katakan.

Hei kau, jangan bangga sudah berhasil membuatku menyerah.

Komentar

Posting Komentar